NAT itu kalo diibaratkan umpama gerbang utama dari sebuah network.
Misal network itu diibaratin sebagai rumah kos. Umumnya, bentok kosan itu kaya rumah petak, jadi tiap kamar punya pintu keluar sendiri-sendiri, punya kunci sendiri-sendiri kita bebas mau keluar-masuk lewat pintu kamar kita kapan aja, mau dibukain pintu nya, mau ditutup, itu terserah kita.
Kita bisa langsung keluar mendapat udara segar, melihat langit, ke pekarangan tempat motor kita diparkir.
Nah NAT ini berbeda, ibaratnya mungkin semacam kosan berbentuk rumah, jadi ada pemilik kos, yang rumahnya dijadiin kosan. Kalo bentuknya rumah, sudah tentu orang kalo mau keluar kamar ngga langsung keluar (ke alam / pekarangan) tapi masuk ke ruang tengah, terus ke ruang tamu, ke pintu rumah (entrance door) baru keluar rumah sesungguhnya.
Nah si pintu utama inilah yang dinamakan NAT.
Analogi lain misalnya, kita beli barang online. Dalam pengisian alamat pengiriman, kalo bentuknya kosan dengan penomoran kamar, maka kita isi dengan nomor kamar kita, jadi si kurir bisa langsung nganterin paket ke depan pintu kamar kita.
Berbeda kalo kosannya berbentuk rumah, paling kita isi alamat pengiriman dengan alamat rumah kos yang kita tinggal, nanti urusan pemilik kos yang akan menyampaikan barang yang kita pesan.
Kelebihan & Kekurangan VPS dengan NAT IP
Sebenernya fungsi adanya sistem NAT itu untuk meminimalisir penggunaan jumlah IP address (IPv4) yang kian menipis. Selain itu bagi penyewa VPS, biaya sewanya bakal lebih murah.
Hanya saja ada juga kekurangan yang seperti saya analogikan dengan cerita di atas: kita tidak punya kebebasan dengan pintu yang dibagi bersama, ada pembatasan tergantung provider VPS yang kita sewa.
Kan ngga mungkin kita duduk di pintu utama rumah si pemilik kos, karena orang kan keluar masuk lewat situ.
Udah ngerti kan, apa itu NAT?